Jumat, 19 Oktober 2012

Krisis air di CILACAP


Makin banyak desa krisis air bersih di Cilacap


Cilacap (ANTARA News) - Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Wasi Ariyadi menyatakan, jumlah desa yang mengalami krisis air bersih terus bertambah.

"Hingga Sabtu (6/10) tercatat sebanyak 33 desa yang tersebar di 12 kecamatan mengalami krisis air bersih. Dua pekan lalu hanya 32 desa," katanya di Cilacap, Minggu.

Menurut dia, pihaknya tetap menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang membutuhkan meskipun saat ini sebagian wilayah Cilacap telah turun hujan.

Ia mengatakan, hingga Sabtu (6/10) bantuan air bersih sebanyak 535 tangki telah disalurkan ke 33 desa yang tersebar di Kecamatan Patimuan (tujuh desa), Kampung Laut (dua desa), Kawunganten (tujuh desa), Gandrungmangu (empat desa), Kedungreja (tiga desa).

Juga Adipala (satu desa), Bantarsari (empat desa), Cimanggu (satu desa), Jeruklegi (satu desa), Majenang (satu desa), Nusawungu (satu desa), dan Karangpucung (satu desa).

"Kita juga mendapat dana siap pakai dari BNPB untuk membantu air bersih. Jadi, bantuan air bersih terus disalurkan meskipun sudah hujan, masih ada daerah-daerah yang kekurangan air bersih," katanya.

Ia mengatakan, bantuan dana dari BNPB senilai Rp531 juta tersebut tidak hanya untuk bantuan air bersih, tetapi juga untuk pembuatan jaringan pipa air bersih dan instalasi pengolahan air minum bergerak (IPAM mobile).

Dalam hal ini, kata dia, sebagian dana bantuan tersebut akan digunakan untuk merehabilitasi IPAM bergerak milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cilacap.

Menurut dia, IPAM bergerak tersebut nantinya akan ditempatkan di Kecamatan Kedungreja.

"Di Desa Rawa Apu, Kecamatan Patimuan, juga telah dipasang IPAM `mobile` lebih dulu," katanya.

Dia mengharapkan, bantuan dari BNPB tersebut dapat mengurangi risiko krisis air bersih di tahun-tahun mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar