JAKARTA: Harga bahan bakar minyak (BBM) pada 2009 direncanakan
dipatok. Sekalipun terjadi lonjakan harga minyak mentah dunia,
pemerintah menjamin harga premium dan solar tidak akan melebihi harga
tertinggi saat ini, yaitu masing-masing Rp6.000 dan Rp5.500 per
liter.Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro
mengatakan rencana itu sudah dibahas dengan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono sebelum berangkat ke Washington DC untuk menghadiri pertemuan
G-20. Rencana ini adalah jalan tengah dari dua opsi yang berkembang saat
ini menyangkut penetapan harga BBM pada tahun depan.
Dua opsi itu adalah penetapan harga berdasarkan keekonomian dan penyesuaian harga berdasarkan kemampuan pagu APBN 2009.
Purnomo mengatakan Presiden sudah menyampaikan akan mematok harga per
liter premium pada level Rp6.000 dan solar Rp5.500 pada 2009. “Kalau
terjadi lonjakan, pemerintah tidak akan menaikkan harga lebih dari itu,”
tuturnya pekan lalu.
Bahkan, lanjut Purnomo, harga kedua jenis BBM itu akan turun bila
harga pasar terus menyusut di bawah patokan harga tersebut. “Harganya
di-cap pada harga maksimal itu, walaupun, misalnya, harga minyak mentah
dunia mencapai US$300 per barel. Jadi, itu assurance yang diberikan
pemerintah,” ujarnya.
Menteri ESDM menjelaskan dasar pemikiran pematokan harga itu
disesuaikan dengan kenyataan daya beli masyarakat yang mampu menjangkau
harga tersebut. “Daya belinya ada pada level itu,” kata Purnomo.
Direktur Center of Petroleum and Energy for Economics Studies Kurtubi
mengatakan penetapan batas atas harga tersebut sudah tepat, baik untuk
premium maupun solar.
Namun, dia tidak sependapat kalau batas atas harga minyak mentah
dunia yang dipatok pemerintah sebagai jaminan tidak adanya kenaikan
harga, adalah US$300 per barel. “Terlalu fantastis, sangat politis,”
tegasnya.
Batas wajar kemampuan APBN untuk terus menanggung subsidi dengan
batas atas harga BBM itu adalah US$120 per barel. “Di atas itu, saya
pikir wajar kalau pemerintah merevisi batas atas harga BBM,” kata
Kurtubi.
Harga Indonesian Crude Price (ICP) per 18 November sudah menembus
US$52,53 per barel. Purnomo memperkirakan pasar minyak mentah dunia yang
digerakkan oleh future trading dalam jangka pendek akan bergerak pada
level US$60-US$70 per barel tahun depan.
Namun, dari sisi industri hulu migas, harga minyak mentah dunia tahun
depan diperkirakan bergerak pada level US$80-US$100 per barel.
“Level itu sepertinya sangat diharapkan industri dan itu sangat
menguntungkan perekonomian nasional,” ungkap Kepala Badan Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Migas R. Priyono.
Asumsi makro APBN 2009 menetapkan patokan harga ICP sebesar US$80 per
barel dan kurs dolar Rp9.300 per US$, kendati kurs terus tertekan pada
posisi Rp12.000 per US$. Asumsi itu melahirkan patokan besaran subsidi
BBM menjadi Rp57 triliun pada 2009.
Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Harry Azhar Azis mengatakan
penetapan batas atas harga BBM sebesar Rp6.000 per liter, harus
memperhitungkan kemampuan APBN. “Cadangan fiskal pada APBN 2009 kan cuma
Rp2 triliun. Sangat kecil. Terlebih kalau fluktuasi ke atas signifikan,
itu berbahaya.”
Menurut Harry, apabila cadangan fiskal habis, yang bisa dilakukan
pemerintah adalah mengubah struktur APBN seperti yang terjadi pada APBN
2008 yang diubah menjadi APBN-P 2008. “Atau kalau mau dibiarkan, akan
ada BBM bersubsidi dan BBM nonsubsidi dan itu justru akan lebih
berbahaya lagi.”
Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Suharso Monoarfa mengatakan dari
dulu pemerintah seharusnya mematok besaran subsidi pada angka tertentu
untuk menstabilkan alokasi subsidi di APBN. “Selain itu, agar masyarakat
dapat menikmati turun-naiknya harga minyak mentah.”
Menurut dia, apabila dari dulu pemerintah mematok subsidi sebesar
Rp1.000 per liter, harga premium sekarang Rp4.000 per liter dan solar
Rp4.300. “Untuk November dan Desember, total subsidi Rp6,6 triliun
dengan asumsi volume BBM bersubsidi sekitar 3,3 juta kiloliter per
bulan.”
Penyesuaian harga
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu
menuturkan pemerintah melakukan penyesuaian harga solar dan premium
mulai Desember dengan mengacu pada batas atas harga keekonomian minyak
dunia.
Dia mengatakan akan ada penyesuaian harga premium dan solar secara
otomatis sampai batas atas harga keekonomian dunia. Teknisnya sudah
mulai disimulasikan dengan berbagai cara dan rencananya Desember mulai
diterapkan.
“Desember harga sudah turun untuk premium. Ibu Menteri [Keuangan]
sudah mengatakan akan ada penyesuaian otomatis sampai batas maksimum,”
jelasnya sebelum rapat koordinasi dengan Menkeu Sri Mulyani Indrawati
dan Gubernur Bank Indonesia Boediono, kemarin.
Batas atas untuk premium dan solar sudah ditetapkan, tetapi Anggito
enggan mengungkapkan besarannya. “Untuk batas atas solar, kita buat
simulasi. Memang sudah ditetapkan ceiling price-nya, tetapi kita belum
tahu.”
Sementara itu, Sri Mulyani enggan berkomentar ketika dimintai keterangan mengenai kebijakan harga BBM.
Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta menuturkan pemerintah masih
akan mengkaji perkembangan harga minyak mentah dunia hingga akhir
kuartal I/2009 untuk menetapkan batas atas harga keekonomian