Krisis Air Bersih Kian Meluas
Rabu, 19 September 2012, 06:50 WIB
Blogspot
Warga yang sedang krisis air, ilustrasi
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP
-- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Cilacap menyatakan wilayah yang
mengalami krisis air bersih di kabupaten ini meluas.
"Hingga
pekan ini, jumlah desa yang mengalami krisis air bersih telah mencapai
32 desa, dengan jumlah bantuan air bersih yang telah disalurkan sebanyak
408 tangki," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap Wasi Ariyadi di
Cilacap, Rabu.
Ia
mengatakan desa sebanyak itu tersebar di 12 kecamatan, yakni Patimuan
sebanyak tujuh desa, Kampung Laut (dua desa), Kawunganten (tujuh desa),
Gandrungmangu (empat desa), Kedungreja (tiga desa), Adipala (satu desa),
Bantarsari (tiga desa), Cimanggu (satu desa), Jeruklegi (satu desa),
Majenang (satu desa), Nusawungu (satu desa), dan Karangpucung (satu
desa).
Awal Agustus silam, kata dia, krisis air bersih hanya melanda di 20 desa.
Dia mengatakan, pihaknya akan tetap menyalurkan bantuan air bersih sesuai kebutuhan masyarakat.
"Berapa
pun bantuan air bersih yang diminta masyarakat, kami siap
menyalurkannya," kata dia menegaskan. Menurut dia, krisis air bersih di
Cilacap tahun ini lebih parah dibanding tahun sebelumnya.
"Jumlah
bantuan air bersih yang disalurkan tahun lalu hanya 280 tangki. Namun
sekarang, hingga pertengahan September sudah mencapai 408 tangki,"
katanya.
Ia mengatakan, krisis air di Cilacap tidak hanya disebabkan kekeringan, tetapi juga akibat adanya intrusi air laut.
Menurut
dia, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh tim geologi,
defisit air yang biasa terjadi di wilayah langganan krisis air bersih
disebabkan oleh karakteristik tanah setempat.
Dalam hal ini, kata dia, daya serap tanah terhadap air sangat jelek sehingga tidak mampu menampung air hujan.
"Saat hujan, air 'bablas' begitu saja sehingga tidak bisa tersimpan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar