Jumat, 19 Oktober 2012

Langa Nya Minyak Tanah Di Negeri Kita

Harga BBM 2009 akan dipatok

JAKARTA: Harga bahan bakar minyak (BBM) pada 2009 direncanakan dipatok. Sekalipun terjadi lonjakan harga minyak mentah dunia, pemerintah menjamin harga premium dan solar tidak akan melebihi harga tertinggi saat ini, yaitu masing-masing Rp6.000 dan Rp5.500 per liter.Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro mengatakan rencana itu sudah dibahas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum berangkat ke Washington DC untuk menghadiri pertemuan G-20. Rencana ini adalah jalan tengah dari dua opsi yang berkembang saat ini menyangkut penetapan harga BBM pada tahun depan.
Dua opsi itu adalah penetapan harga berdasarkan keekonomian dan penyesuaian harga berdasarkan kemampuan pagu APBN 2009.
Purnomo mengatakan Presiden sudah menyampaikan akan mematok harga per liter premium pada level Rp6.000 dan solar Rp5.500 pada 2009. “Kalau terjadi lonjakan, pemerintah tidak akan menaikkan harga lebih dari itu,” tuturnya pekan lalu.
Bahkan, lanjut Purnomo, harga kedua jenis BBM itu akan turun bila harga pasar terus menyusut di bawah patokan harga tersebut. “Harganya di-cap pada harga maksimal itu, walaupun, misalnya, harga minyak mentah dunia mencapai US$300 per barel. Jadi, itu assurance yang diberikan pemerintah,” ujarnya.
Menteri ESDM menjelaskan dasar pemikiran pematokan harga itu disesuaikan dengan kenyataan daya beli masyarakat yang mampu menjangkau harga tersebut. “Daya belinya ada pada level itu,” kata Purnomo.
Direktur Center of Petroleum and Energy for Economics Studies Kurtubi mengatakan penetapan batas atas harga tersebut sudah tepat, baik untuk premium maupun solar.
Namun, dia tidak sependapat kalau batas atas harga minyak mentah dunia yang dipatok pemerintah sebagai jaminan tidak adanya kenaikan harga, adalah US$300 per barel. “Terlalu fantastis, sangat politis,” tegasnya.
Batas wajar kemampuan APBN untuk terus menanggung subsidi dengan batas atas harga BBM itu adalah US$120 per barel. “Di atas itu, saya pikir wajar kalau pemerintah merevisi batas atas harga BBM,” kata Kurtubi.
Harga Indonesian Crude Price (ICP) per 18 November sudah menembus US$52,53 per barel. Purnomo memperkirakan pasar minyak mentah dunia yang digerakkan oleh future trading dalam jangka pendek akan bergerak pada level US$60-US$70 per barel tahun depan.
Namun, dari sisi industri hulu migas, harga minyak mentah dunia tahun depan diperkirakan bergerak pada level US$80-US$100 per barel.
“Level itu sepertinya sangat diharapkan industri dan itu sangat menguntungkan perekonomian nasional,” ungkap Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas R. Priyono.
Asumsi makro APBN 2009 menetapkan patokan harga ICP sebesar US$80 per barel dan kurs dolar Rp9.300 per US$, kendati kurs terus tertekan pada posisi Rp12.000 per US$. Asumsi itu melahirkan patokan besaran subsidi BBM menjadi Rp57 triliun pada 2009.
Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Harry Azhar Azis mengatakan penetapan batas atas harga BBM sebesar Rp6.000 per liter, harus memperhitungkan kemampuan APBN. “Cadangan fiskal pada APBN 2009 kan cuma Rp2 triliun. Sangat kecil. Terlebih kalau fluktuasi ke atas signifikan, itu berbahaya.”
Menurut Harry, apabila cadangan fiskal habis, yang bisa dilakukan pemerintah adalah mengubah struktur APBN seperti yang terjadi pada APBN 2008 yang diubah menjadi APBN-P 2008. “Atau kalau mau dibiarkan, akan ada BBM bersubsidi dan BBM nonsubsidi dan itu justru akan lebih berbahaya lagi.”
Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Suharso Monoarfa mengatakan dari dulu pemerintah seharusnya mematok besaran subsidi pada angka tertentu untuk menstabilkan alokasi subsidi di APBN. “Selain itu, agar masyarakat dapat menikmati turun-naiknya harga minyak mentah.”
Menurut dia, apabila dari dulu pemerintah mematok subsidi sebesar Rp1.000 per liter, harga premium sekarang Rp4.000 per liter dan solar Rp4.300. “Untuk November dan Desember, total subsidi Rp6,6 triliun dengan asumsi volume BBM bersubsidi sekitar 3,3 juta kiloliter per bulan.”
Penyesuaian harga
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu menuturkan pemerintah melakukan penyesuaian harga solar dan premium mulai Desember dengan mengacu pada batas atas harga keekonomian minyak dunia.
Dia mengatakan akan ada penyesuaian harga premium dan solar secara otomatis sampai batas atas harga keekonomian dunia. Teknisnya sudah mulai disimulasikan dengan berbagai cara dan rencananya Desember mulai diterapkan.
“Desember harga sudah turun untuk premium. Ibu Menteri [Keuangan] sudah mengatakan akan ada penyesuaian otomatis sampai batas maksimum,” jelasnya sebelum rapat koordinasi dengan Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia Boediono, kemarin.
Batas atas untuk premium dan solar sudah ditetapkan, tetapi Anggito enggan mengungkapkan besarannya. “Untuk batas atas solar, kita buat simulasi. Memang sudah ditetapkan ceiling price-nya, tetapi kita belum tahu.”
Sementara itu, Sri Mulyani enggan berkomentar ketika dimintai keterangan mengenai kebijakan harga BBM.
Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta menuturkan pemerintah masih akan mengkaji perkembangan harga minyak mentah dunia hingga akhir kuartal I/2009 untuk menetapkan batas atas harga keekonomian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar