Harga-harga bahan pokok di Sulawesi Barat terus merangkak naik. Sejak
sepekan terakhir, harga melonjak hingga 100 persen dibanding
sebelumnya.
Tomat, misalnya, naik Rp 8.000 dari harga Rp 4.000 per
kilogram. Telur naik Rp 8.000 menjadi Rp 32.000 per rak isi 30 butir.
Adapun gula naik Rp 3.000 menjadi Rp 12.000 per kilogram, atau per zak
naik Rp 100.000 menjadi Rp 680.000.
Meski kenaikan harga bahan
pokok sudah membebani warga, terutama masyarakat miskin, pemerintah
hingga kini belum melakukan intervensi apa pun untuk menetralisasi
kenaikan harga-harga.
Sudah sepekan terakhir harga bahan kebutuhan
pokok di sejumlah pasar di Sulawesi Barat naik cukup tinggi. Di Pasar
Sentral Pekkabata Polewali Mandar, misalnya, sejumlah harga kebutuhan
pokok, seperti telur, gula, kentang, bawang merah, cabe naik beberapa
kali. Adapun terigu, mentega, dan minyak goreng naik rata-rata 30 persen
lebih dari harga sebelumnya.
Dahlia, ibu rumah tangga di
Polewali Mandar, mengaku kaget dengan lonjakan harga-harga bahan pokok
menjelang Ramadhan. Selasa kemarin, ia membeli satu kilogram tomat Rp
5.000 per kilogram. Sehari kemudian, harga di pasar sudah Rp 8.000 per
kilogram.
"Saya perkirakan harga sembako masih akan terus naik
sampai H-1 Ramadhan. Saya kaget, tidak tahu harus bagaimana," ujar
Dahlia, Rabu (18/7/2012).
Sejumlah pedagang mengaku, selain sibuk
berjualan, mereka juga sibuk memantau perkembangan kenaikan harga bahan
pokok yang tidak menentu jelang Ramadhan agar tidak merugi.
Para
pedagang umumnya mengaku tidak tahu-menahu alasan kenaikan harga-harga
bahan pokok. Yang pasti mereka terpaksa ikut menyesuaikan harga agar
tidak merugi lantaran distributor dan agen tempat mereka membeli barang
sudah lebih dahulu menaikkan harga.
Sejumlah pedagang mengaku
enggan memprotes ke agen atau distributor lantaran takut tidak kebagian
barang. Sementara itu, warga terpaksa membeli lantaran kebutuhan bahan
pokok tak bisa ditunda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar