Jumat, 02 November 2012



Harga-harga bahan pokok di Sulawesi Barat terus merangkak naik. Sejak sepekan terakhir, harga melonjak hingga 100 persen dibanding sebelumnya.

Tomat, misalnya, naik Rp 8.000 dari harga Rp 4.000 per kilogram. Telur naik Rp 8.000 menjadi Rp 32.000 per rak isi 30 butir. Adapun gula naik Rp 3.000 menjadi Rp 12.000 per kilogram, atau per zak naik Rp 100.000 menjadi Rp 680.000.
Meski kenaikan harga bahan pokok sudah membebani warga, terutama masyarakat miskin, pemerintah hingga kini belum melakukan intervensi apa pun untuk menetralisasi kenaikan harga-harga.
Sudah sepekan terakhir harga bahan kebutuhan pokok di sejumlah pasar di Sulawesi Barat naik cukup tinggi. Di Pasar Sentral Pekkabata Polewali Mandar, misalnya, sejumlah harga kebutuhan pokok, seperti telur, gula, kentang, bawang merah, cabe naik beberapa kali. Adapun terigu, mentega, dan minyak goreng naik rata-rata 30 persen lebih dari harga sebelumnya.

Dahlia, ibu rumah tangga di Polewali Mandar, mengaku kaget dengan lonjakan harga-harga bahan pokok menjelang Ramadhan. Selasa kemarin, ia membeli satu kilogram tomat Rp 5.000 per kilogram. Sehari kemudian, harga di pasar sudah Rp 8.000 per kilogram.
"Saya perkirakan harga sembako masih akan terus naik sampai H-1 Ramadhan. Saya kaget, tidak tahu harus bagaimana," ujar Dahlia, Rabu (18/7/2012).
Sejumlah pedagang mengaku, selain sibuk berjualan, mereka juga sibuk memantau perkembangan kenaikan harga bahan pokok yang tidak menentu jelang Ramadhan agar tidak merugi.
Para pedagang umumnya mengaku tidak tahu-menahu alasan kenaikan harga-harga bahan pokok. Yang pasti mereka terpaksa ikut menyesuaikan harga agar tidak merugi lantaran distributor dan agen tempat mereka membeli barang sudah lebih dahulu menaikkan harga.
Sejumlah pedagang mengaku enggan memprotes ke agen atau distributor lantaran takut tidak kebagian barang. Sementara itu, warga terpaksa membeli lantaran kebutuhan bahan pokok tak bisa ditunda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar